Paparan Singkat Budayawan Tadjul Arifin R Tentang Perjalanan Keris Sumenep

JATIM ZONE – Budayawan Sumenep, sekaligus pencetus Sumenep Kota Keris, Tadjul Arifin R memberikan respon terkait pagelaran Pameran Keris di Mapolres Sumenep beberapa waktu lalu.

Terlebih, respon itu ia sampaikan pada Basuki Teguh Yuwono, yang kala itu menjadi salah satu narasumber dalam Podcast PWI Talk dengan judul “Akar Sejarah Perkerisan Indonesia” yang disiarkan melalui YouTube PWI Sumenep.

Berikut catatan dan paparan singkat Tadjul Arifien R (Budayawan Sumenep).

Ketika saya mendengarkan sekilas tentang pemaparan Basuki Teguh Yuwono pada acara Pameran Keris di Mapolres Sumenep, sepertinya terjadi distorsi sejarah perkerisan.

Mungkin beliau hanya melihat di atas kertas (teori) sehingga tidak sesuai dengan realita.

Basuki Teguh Yuwono mengatakan Keris awalnya dari Jawa Tengah, lalu ke Sumatera, Pajajaran dan lain sebagainya.

Padahal keris awalnya dari Kebudayaan Dongson Tiongkok selatan (Vietnam), dengan pengaruh budaya India. Lihat prasasti Dakawu abad VI masehi, lalu ke Samudera Pasai (Sumatera), ke Kahuripan/Jatim era Empu Sindok, Maharaja Rakehalu Sri Isyana Wikrama Dharma Tunggadewa (929), Kediri (1049), Jenggala, Singosari (1222), Majapahit (1293), baru ke Jawa Tengah yakni ke Demak Bintoro (1478), Pajang (1546), Mataram (1582), Surakarta & Yogyakarta (1755).

Dari Majapahit lalu ke Sumenep pada abad XIV, dengan adanya para Empu (rincian detailnya tentang keberadaan para Empu Keris di Sumenep ada pada saya, lengkap dari abad XIV sd XVIII dengan lokasi dan perjalanannya).

Perlu digaris bawahi, bahwa Surakarta (Solo) baru berdiri tanggal 13 Pebruari 1755 pada Perjanjian Gianti. Semua diaku dari Solo yang baru muncul abad ke XVIII masehi.

Sedangkan Songennep sudah ada pada tahun 1.171 Saka/1255 Masehi, di bawah Raja Nararyya Kulupkuda (Prasasti Mula Malurung; VI – a & b; disertasi ada di saya).

Kenapa bisa dikatakan Empu keris Sumenep (belajar) dari Solo, mana tua dengan Empu Kelleng yang pada tahun 1300san atau abad XIV dengan Solo yang baru muncul.

Dalam catatan/penelitian sejarah betul Ke Morka’, Ke Huri, Ke Tayyam ke Solo dalam rangka mengajari para pandai keris di sana, jangan dibalik.

Dan lagi banyak perbedaan antara keris  Jawa (kuno) dengan keris Songenep (kuno) di antaranya tentang : wilah, ganja, pasikutan, hulu/gaman, ricihan, warangka dan lain sebagainya. Ini yang sangat perlu diperhatikan.

Ini paparan singkatnya saja, sementara data detailnya semua tersimpan rapi dan lengkap. Bahkan saya pernah mepaparkan sebelumnya pada Workshop di UTM dan Podcast di IOWA City America, tentang Sumenep Kota Keris.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *