JATIM ZONE – Komisi I DPRD Kabupaten Sumenep menyoroti kelangkaan dan kenaikan harga gas LPG 3 kilogram (kg) yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Anggota Komisi I, Hairul Anwar, menduga kuat praktik penimbunan atau pengalihan distribusi oleh oknum agen dan sub-agen sebagai penyebabnya.
“Berdasarkan koordinasi dengan Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep, distribusi dari Pertamina ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dan agen berjalan normal. Pasokan dari pusat juga stabil,” jelas Chairul Anwar, Senin 16 Juni 2025.
Ia menegaskan, kelangkaan yang terjadi di masyarakat tidak disebabkan oleh gangguan distribusi resmi Pertamina, melainkan oleh kemungkinan penyimpangan di tingkat agen.
“Jika distribusi lancar tetapi barang sulit ditemukan, pasti ada permainan. Oknum yang terbukti menimbun atau mengalihkan gas bersubsidi harus ditindak tegas, termasuk pencabutan izin usaha,” tegasnya.
Hairul juga menyoroti ketidakwajaran konsumsi LPG 3 kg oleh rumah tangga.
“Secara logika, satu tabung tidak mungkin habis dalam sehari. Namun di lapangan, kelangkaan terjadi dan harga melambung. Kami curigai masalahnya ada di rantai distribusi atas,” tambahnya.
Komisi I mendesak pengawasan distribusi LPG diperketat untuk mencegah penyalahgunaan.
“Gas subsidi untuk rakyat kecil. Negara tidak boleh kalah oleh oknum serakah,” tegasnya.
Klarifikasi Pemerintah: Lonjakan Permintaan, Bukan Kelangkaan
Kepala Bagian Perekonomian Setda Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, menyatakan bahwa distribusi LPG 3 kg sebenarnya tidak mengalami gangguan.
“Tidak ada kelangkaan struktural. Lonjakan permintaan terjadi akibat momen hari besar dan libur panjang,” ujarnya.
Menurut Dadang, peningkatan konsumsi menciptakan persepsi kelangkaan. “Biasanya satu rumah beli dua tabung, kini jadi empat. Monitoring kami menunjukkan distribusi agen ke pangkalan tetap normal,” jelasnya.
Sebagai antisipasi, Pemkab Sumenep telah mengajukan tambahan kuota 30.000 tabung LPG 3 kg ke Pertamina.
“Tambahan ini akan disalurkan ke daerah terdampak, dengan pengawasan ketat agar tidak disalahgunakan oleh agen,” pungkas Dadang.