JATIM ZONE – Suasana penuh kehangatan dan canda tawa mewarnai pertemuan para alumni Annuqayah II, Lenteng Barat dalam sebuah acara santai namun sarat makna.
Bertempat di rumah Bapak Hamzari, salah satu rumah alumni senior Annuqayah II, mereka menggelar pesta kuliner bersama dengan mengangkat tema “Ngumpul, Ngopi, dan Ngunyah”.
Koordinator kegiatan, Moh. Raziki, menyampaikan bahwa kegiatan ini digagas sebagai bentuk mempererat silaturahmi sesama alumni, sekaligus menciptakan ruang santai untuk berbagi cerita, nostalgia, dan rencana kolaborasi ke depan.
“Ini bukan sekadar bakar ikan atau masak-masak biasa. Ini adalah momentum kebersamaan, di mana kita duduk bersama, tertawa bersama, dan saling menguatkan,” ujar Raziki.
Beragam menu menggoda tersaji panjang yang ditata ala lesehan. Ikan segar hasil tangkapan lokal dibakar dengan bumbu rempah tradisional, ceker ayam diolah dengan resep khas penuh citarasa, sementara ayam goreng krispi dan sambal pedas menambah selera.
Yang paling unik dan menarik perhatian adalah sajian es degan campur telur yang disebut-sebut sebagai “jamu khas ala alumni” perpaduan kesegaran dan energi.
“Es degan dengan campuran telur ini sudah jadi semacam rahasia kecil kami. Katanya bisa nambah stamina dan bikin makin semangat ngobrol sampai larut,” kata Syarif, salah satu alumni sambil menikmati minumannya.
“Tak hanya makan-makan, pertemuan ini juga diisi dengan diskusi ringan mengenai rencana kontribusi alumni terhadap lembaga Annuqayah II dan masyarakat sekitar,” ujar Moh. Basri, sesepuh alumni Annuqayah II.
Beberapa alumni berinisiatif menggagas kegiatan sosial, pendidikan, hingga pengembangan UMKM juga tak luput dari pembahasan diskusi.
Acara berlangsung hingga malam hari dengan suasana penuh kekeluargaan. Lantunan lagu-lagu nostalgia dan cerita-cerita kocak semasa nyantri menjadi hiburan tersendiri.
Tak jarang, gelak tawa pecah mengiringi kisah-kisah lucu yang hanya bisa dipahami oleh sesama alumni.
Dengan semangat kebersamaan yang terus menyala, para alumni Annuqayah sepakat untuk menjadikan momen seperti ini sebagai agenda rutin bulanan.
Karena bagi mereka, persaudaraan yang tumbuh di pesantren adalah warisan jiwa yang tak lekang oleh waktu.