Anggaran Budidaya Rumput Laut Sumenep Nol Selama Tiga Tahun

JATIM ZONE – Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tidak menerima anggaran khusus untuk program budidaya rumput laut dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selama tiga tahun terakhir, yakni periode 2023 hingga 2025.

Kepala Dinas Perikanan Sumenep, Agustiono Sulasno, yang diwakili oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Edie Ferrydianto, membenarkan hal tersebut. Menurut Edie, anggaran terakhir yang diterima untuk budidaya rumput laut berasal dari APBD 2022 dengan nilai sekitar Rp100 juta.

“Kami selalu mengajukan anggaran setiap tahunnya. Namun, pengajuan itu kerap terhambat akibat kebijakan efisiensi belanja daerah dan adanya prioritas program lain,” ujar Edie saat dikonfirmasi, Jumat, 26 September 2025.

Edie menegaskan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh kegagalan dinasnya dalam meyakinkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

“Ini bukan soal itu. Saat ini sedang musim efisiensi, dan kemungkinan besar ada sektor lain yang menjadi prioritas pemerintah daerah,” jelasnya.

Akibat tidak adanya anggaran dari APBD, budidaya rumput laut di Sumenep saat ini hanya mengandalkan bantuan yang terbatas dari pemerintah provinsi dan pusat.

“Itu pun jumlahnya tidak banyak dan hanya dialokasikan untuk pemberdayaan beberapa kelompok petani saja,” tambah Edie.

Meski menghadapi kendala anggaran, Edie menyampaikan harapannya agar alokasi dana untuk sektor ini dapat kembali dimasukkan dalam APBD 2026.

“Kami berharap tahun 2026 nanti bisa mendapatkan anggaran kembali,” ucapnya.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, H. Masdawi, mengingatkan agar Dinas Perikanan tidak mengabaikan nasib para petani rumput laut.

“Minimal, ketika anggaran minim, jangan sampai putus komunikasi dengan petani. Perhatian terhadap nasib mereka harus tetap menjadi prioritas,” katanya.

Masdawi menekankan pentingnya langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menjaga keberlangsungan usaha budidaya rumput laut.

“Jika tidak ada perhatian serius, dikhawatirkan profesi sebagai petani rumput laut akan ditinggalkan karena mereka merasa tidak lagi mendapat dukungan dari pemerintah,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *